15 Desember 2010

Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas

Ayo para bidan tercinta...kita sama-sama belajar di blog saya ini. Hari ini saya akan membahas mengenai Masa nifas. Semoga bermanfaat...
Masa Nifas
Nama lain masa nifas adalah puer perium yang berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan. Jadi berarti masa sesudah melahirkan.
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhirnya alat-alat  kandungan kembali seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 40 hari. Selain itu, masih banyak lagi pengertian dari masa nifas, antara lain sebagai berikut:
  1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
  2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
  3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
  4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
Secara garis besar terdapat tiga proses penting di masa nifas, yaitu:
1.       Pengecilan rahim atau Involusi
Rahim merupakan organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat mengecil serta membesar. Pada wanita tidak hamil, berat rahim sekitar 30 gram dengan ukuran kurang lebih sebesar  telur ayam. Secara alamiah rahim akan kembali mengecil perlahan-lahan ke bentuk semulanya. Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40-60 gram. Pada saat ini dianggap masa nifas sudah selesai. Namun, sebenarnya rahim akan kembali ke posisinya yang normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3 bulan setelah masa nifas. Selama masa pemulihan 3 bulan ini, bukan hanya rahim saja yang kembali normal tetapi keseluruhan tubuh.
2.       Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
Selama hamil, darah ibu relatif lebih encer karena cairan ibu banyak dan sel darahnya kurang. Bila dilakukan pemeriksaan hemoglobin maka hasilnya di bawah 11-12%. Jika kadar hemoglobin rendah maka dapat menyebabkan anemia atau kekurangan darah. Oleh karena itu, selama hamil ibu memerlukan pemberian penambah darah.
3.       Proses Laktasi atau menyusui
Proses ini timbul setelah plasenta lepas karena plasenta mengandung hormon penghambat prolaktin yang menghambat pembentukan ASI. ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan. Namun, hal luar biasa adalah sebelumnya pada payudara sudah terbentuk kolostrum yang sangat baik untuk bayi.
Tujuan Masa Nifas antara lain:
1.       Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun   psikologinya.
2.       Melaksanakan skrinning yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati / merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3.       Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, kb, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.
4.       Memberikan pelayanan KB.
Peran Bidan pada Masa Nifas:
1.       Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
2.       Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
3.       Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi.
4.       Memulai dan mendorong pemberian ASI.
  1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
  2. Mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi pada saat-saat penting yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu.
  3. Mengadakan kolaborasi antara orang tua dan keluarga.
  4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
  5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
  6. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
  7. Memberikan asuhan secara professional.

Tahapan Masa Nifas
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
  1. Puerperium dini atau periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Masa ini merupakan suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
  1. Puerperium intermedial atau periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
Merupakan suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu. Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
  1. Remote puerperium atau periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatn dan pemeriksaan sehari-sehari serta konseling.

Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan minimal empat kali. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi. Kunjungan tersebut antara lain sebagai berikut:

Kunjungan
Waktu
Tujuan
I
6-8 jam setelah persalinan
·         Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas
·         Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberi rujukan bila perdarahan berlanjut
·         Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan semasa masa nifas karena atonia uteri
·         Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu
·         Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
·         Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
Jika bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
II
6 hari setelah persalinan
·         Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
·         Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan atau kelainan pasca melahirkan.
·         Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
·         Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
·         Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir dan menjaga bayi agar tetap hangat.
III
2 minggu setelah melahirkan
·         Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
IV
6 minggu setelah melahirkan
·         Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas atau bayinya.
·         Memberikan konseling KB secara dini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar